Kloroform, atau yang juga dikenal sebagai triklorometana adalah senyawa yang tidak berwarna, berbentuk cairan beraroma manis dengan rumus kimia CHCl3. Senyawa ini paling dikenal untuk digunakan dalam sejarah sebagai anestesi umum, meskipun sekarang ini telah dikurangi penggunaannya karena masalah keamanan. Saat ini kloroform atau triklorometana lebih sering digunakan dalam berbagai proses industri, termasuk pembuatan plastik, pendingin, dan pelarut. Kloroform ini ditemukan dalam jumlah kecil dalam air dan udara, sebagian besar berasal dari sumber alami. Kloroform adalah racun dan cepat melepaskan uap bila terkena udara, sehingga harus ditangani dengan hati-hati. Produksi Senyawa ini awalnya dibuat oleh reaksi etanol atau aseton dengan bubuk pemutih – kalsium hipoklorit. Di zaman modern, kloroform itu diproduksi di industri dengan menggabungkan metana dengan klorin. Sejumlah kecil bahan kimia diproduksi secara alami oleh kehidupan laut, seperti rumput laut, dan oleh dekomposisi sisa-sisa tanaman di tanah. Sumber utama pada manusia dalam lingkungan berasal dari penggunaan klorin sebagai agen pemutih di pabrik kertas, dan klorinasi air minum. klorin bereaksi dengan berbagai senyawa organik untuk menghasilkan triklorometana, tetapi jumlah yang ada dalam air diklorinasi kecil dan sehingga tidak menimbulkan risiko apapun untuk kesehatan manusia dalam keadaan normal. Penggunaan Penggunaan kloroform sebagai anestesi sudah dimuala dari 1847, tapi timbul kekhawatiran. Pada tahun 1848, seorang pasien meninggal karena jantungnya berdebar cepat dan tidak teratur sementara ia dibius. Pada awal abad 20, penggunaan kloroform mengalami kemunduran, dan mulai ditinggalkan demi alternatif yang lebih aman dan lebih murah pada sekitar tahun 1940. Sekarang ini, anestesi yang lebih aman seperti halotan, isoflurane, dan sevoflurane, dan lain-lain yang digunakan. Ketika alternatif yang lebih murah diperlukan, seperti yang terjadi di beberapa negara miskin, eter, obat bius yang lebih lama masih sering disukai. Saat ini, penggunaan terbesar kloroform adalah untuk produksi polytetrafluoroethylene PTFE, plastik relatif tahan panas terbaik yang dikenal untuk digunakan sebagai lapisan non-stick untuk panci dan wajan. Senyawa ini pertama bereaksi dengan hidrogen fluorida untuk membentuk Chloro dofluoro Methana, suatu senyawa yang digunakan sebagai pendingin dan propelan untuk kaleng aerosol. Penggunaan ini telah dihapus di banyak negara, karena dampaknya pada lapisan ozon, tetapi produksinya masih merupakan langkah penting dalam pembuatan PTFE. Di laboratorium, triklorometana sering digunakan sebagai pelarut yang stabil, relatif tidak aktif, dan melarutkan banyak senyawa organik. Hal ini sangat efektif dalam penggalian zat dari bahan tanaman dan digunakan dengan cara ini dalam industri farmasi untuk mengekstraksi obat-obatan dan prekursor obat dari tanaman. Hal ini juga dapat digunakan dalam kimia analitik untuk mengisolasi senyawa dari sampel dan digunakan dalam sintesis banyak bahan kimia organik. Efek kesehatan Efek anestesi kloroform yang berasal oleh penghambatan aktivitas sistem saraf pusat. Menghirup uap dapat dengan cepat dapat membawa ketidaksadaran, tetapi dosis yang sangat tinggi bisa berakibat fatal. Bahan kimia ini juga mempengaruhi aktivitas di organ utama lainnya, termasuk jantung, yang membuatnya berbahaya sebagai obat bius. Hal ini dianggap cukup beracun – dalam hal efek akut – jika tertelan, dan dosis 0,35 ons cairan 10 mililiter dapat berakibat fatal pada manusia. Alat pengaman standar di laboratorium Paparan jangka panjang untuk konsentrasi yang relatif rendah triklorometana dapat memiliki sejumlah efek samping, terutama pada hati dan ginjal. Mungkin ada risiko kanker yang berhubungan dengan paparan bahan kimia ini. Meskipun tidak ada bukti konklusif penyebab kanker pada manusia, tes pada hewan telah menunjukkan kloroform menyebabkan tumor hati dan ginjal, dan di Amerika Serikat, Badan Perlindungan Lingkungan EPA telah mengklasifikasikan sebagai ” Kemungkinan Penyebab karsinogen pada manusia.” Paparan bahan kimia ini paling mungkin terjadi dalam dunia industri atau laboratorium, tetapi sejumlah kecil itu yang ada juga di udara dan di air. Potensi risiko lain dalam penanganan dan penyimpanan kloroform adalah pembentukan gas sangat beracun, fosgen, yang digunakan sebagai senjata kimia selama Perang Dunia I. Bila terkena cahaya, triklorometana bereaksi dengan oksigen di udara untuk menghasilkan gas ini. Untuk alasan ini, disimpan dalam botol kaca gelap.
Krisispemimpin di Indonesia terus berlanjut, seiring belum ditemukannya sosok pemimpin yang mampu membawa solusi ke arah lebih baik. Seseorang disebut pemimpin dilihat dari ada atau tidaknya yang mengikuti, adanya pengakuan tersebut yang dapat mengubah seseorang menjadi pemimpin. untuk menjadi seorang pemimpin adalah bukan hanya melihat kharismanya untuk melakukan transformasi tetapi juga
Obat bius yang paling baik digunakan adalah halotan. Ketiga senyawa tersebut merupakan senyawa turunan alkana yang bersifat anestesi sehingga banyak dimanfaatkan di bidang kedokteran sebagai obat bius. Pemakaian eter atau kloroform sebagai obat bius relatif tidak mahal bila dibandingkan dengan menggunakan halotan. Namun, eter merupakan bahan yang mudah meledak dan mudah terbakar. Sedangkan pemakaian kloroform berdasarkan hasil penelitian dinyatakan tidak aman karena dapat mengganggu fungsi hati. Saat ini penggunaan kloroform telah diganti dengan senyawa 2-bromo-2-kloro-1,1,1-trifluoroetana atau dikenal dengan halotan. Halotan tidak berwarna, tidak mudah terbakar, tidak mengiritasi, dan berbau khas seperti kloroform. Halotan tidak mengiritasi saluran napas dan secara umum tidak menimbulkan peningkatan sekresi saliva atau bronkus. Sehingga, obat bius yang paling baik diantara ketiga senyawa tersebut adalah halotan.
: Fungsi kloroform atau eter dalam pembedahan adalah ? http://t.co/GnDkJpW5Dx #tanyajawab
- Kloroform adalah senyawa berbentuk cairan yang tidak berwarna, beraroma manis, mudah menguap, dan tidak mudah terbakar. Dalam sejarah, senyawa ini digunakan untuk obat bius. Namun, penggunaannya saat ini dibatasi karena terbukti berbahaya bagi manusia. Apa itu kloroform? Kloroform merupakan senyawa yang memiliki rumus kimia CHCl3 atau dikenal juga dengan triklorometana. Cairan ini sedikit lebih kental dari air. Cairan bisa larut di dalam kloroform digunakan sebagai anestesi inhalasi pada hewan ternak dan untuk anestesi topikal saat membersihkan luka. Kloroform pernah digunakan untuk persiapan anestesi umum pada masa sebelum Perang Dunia ke 2. Namun, penggunaannya untuk manusia dan hewan telah dilarang. Saat ini kloroform digunakan untuk disinfektan air dan kegiatan industri, contohnya dalam kulkas dan pendingin ruangan, sebagai pelarut, serta industri kimia. Selain itu, kloroform juga dilepaskan dari bubur kertas dan air yang diberi kloroform Terpapar kloroform sangat berbahaya bagi manusia. Melansir Centers for Disease Center and Prevention CDC, kloroform sangat toksik jika terhirup atau tertelan. Senyawa ini bisa menyebabkan iritasi pada mata dan kulit, serta kerusakan pada hati, ginjal, dan sistem saraf. Studi lain menyebutkan bahwa senyawa ini juga menyebabkan aritmia jantung dan kanker. Jika terhirup, senyawa berbahaya ini bisa menyebabkan depresi saluran pernapasan, pneumonitis, dan edema paru. Selain itu, menghirup senyawa ini juga bisa menyebabkan orang kehilangan kesadaran. Melansir PubChem NCBI, kloroform dosis tinggi juga bisa menyebabkan kematian. Baca juga Mengandung Bahan Kimia Berbahaya, Ini Efek Sampo Palsu pada Kulit Apa yang harus dilakukan jika terpapar kloroform? Orang yang terpapar kloroform harus segera menyingkirkan sumber kloroform sesegera mungkin, termasuk pakaian yang terpapar harus segera diganti. Jika kloroform dengan konsentrasi tinggi mengenai kulit dan mata, maka segera bersihkan dengan air bersih dan segera mencari pertolongan medis. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Industribahan ini dapat digolongkan sebagai gas, asap, fume, atau aerosol. Prinsip dalam hal ini adalah mengelompokkan zat menurut aplikasi mereka. Kelompok-kelompok tersebut terdiri dari unsur-unsur dalam struktur kimia yang berbeda dan efek biologis. Misalnya, kelompok bahan pelarut termasuk alkohol, eter, ketone dan senyawa lain. BAB IV PEMBAHASAN Uji Kelarutan dan Emulgator Uji kelarutan lipid dilakukan untuk mengetahui derajat kelarutan lipid pada pelarut tertentu. Pemberian minyak pada tiap tabung untuk menguji apakah pelarut akan membentuk emulsi yang stabil atau tidak. Minyak larut dalam kloroform dan eter karena kloroform dan eter adalah pelarut organik. Sementara pada tabung berisi air yang diberi tetesan minyak membentuk emulsi yang tidak stabil sehingga kedua cairan memisah menjadi dua lapisan. Minyak berada di lapisan permukaan atas karena massa jenisnya yang lebih ringan daripada air. Minyak dalam larutan Na2CO3 karena asam lemak yang bebas dalam larutan lemak bereaksi dengan soda dan membentuk sabun yang disebut reaksi saponifikasi. Pada larutan empedu yang diberi tetesan minyak, terjadi emulsi yang stabil. Empedu menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan, daya kerjanya disebabkan oleh bentuk molekulnya yang dapat terikat. Empedu membentuk lapisan di sekeliling minyak yang mengurangi kemungkinan butir-butir minyak bersatu. Uji Sifat Tidak Jenuh Uji ketidakjenuhan digunakan untuk menentukan tingkat kejenuhan suatu sampel. Pada percobaan ini diteteskan 10 cc kloroform dengan 10 tetes Hubl Iod ke dalam tabung reaksi. Kloroform memiliki fungsi melarutkan lemak karena kloroform bersifat nonpolar dan lemak memiliki sifat dapat larut dalam pelarut nonpolar. Sedangkan fungsi penambahan Hubl Iod adalah Hubl Iod mengoksidasi asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap pada molekulnya menjadi berikatan tunggal reaksi adisi. Reaksi adisi terjadi karena Hubl Iod terdiri atas iod dalam alcohol yang mengandung sedikit HgCl2 yang berfungsi sebagai katalisator, iod sebagai sumber iod bebas nantinya akan berikatan dengan ikatan rangkap lipid. Semakin tidak jenuh suatu lipid, berarti ikatan rangkap dalam lipid tersebut semakin banyak sehingga semakin banyak pula jumlah tetes minyak yang diperlukan untuk mengikat semua iod bebas yang ada. Jadi, urutan kejenuhan paling tinggi adalah lemak binatang 24 tetes, minyak kelapa 20 tetes, minyak kacang 15 tetes, dan minyak wijen 8 tetes. Pembentukan Akrolein Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya akrolein. Kristal KHSO4 berguna untuk mendehidrasi gliserol menjadi akrolein , karena sifat kristal KHSO4 adalah menarik atau memisahkan molekul air. Pemanasan bertujuan untuk memunculkan bau tengik, bau gliserol lebih tengik dibandingkan minyak sayur karena minyak sayur bila dihidrolisis akan lebih cepat berubah menjadi gliserol dan asam lemak bebas. Gliserol yang terhidrasi akan berubah menjadi akrolein dan menimbulkan terjadinya bau tengik. Berikut adalah reaksi pembentukan akrolein, Larutan CuOH2 Pada percobaan larutan CuOH2 kami mencampurkan 5 tetes CuSO4 tembaga sulfat dengan 5 tetes NaOH Sodium hidroksid sehingga membentuk tembaga hidroksid yang sebagian berbentuk aqua biru dan sebagian lagi berbentuk solid partikel putih, sehingga hal ini dapat menjelaskan adanya endapan seperti partikel putih di bagian atas larutan yang hanya dapat dilihat dengan dasaran hitam pada larutan CuOH2 tersebut. Penambahan gliserol dalam larutan CuOH2 adalah untuk melarutkan endapan tembaga hidroksid partikel putih karena gliserol dapat menangkap partikel tembaga yang bersifat solid menjadi bersifat aqua sehingga endapan yang semula terlihat pada larutan CuOH2 tidak terlihat lagi larut. Kristal Kolesterol Percobaan ini bertujuan untuk membuktikan ada tidaknya kristal kolestrol melalui pemanasan alkohol di waterbath selama 5 menit dan suhu maksimal, yang digunakan untuk melarutkan kolesterol sehingga mudah diamati di bawah mikroskop. Adapun hasil pengamatan dibawah mikroskop adalah sebagai berikut, *Perbesaran 100X dan 400X Pada gambar diatas terdapat kristal-kristal yang terdiri dari satu Kristal saja dan ada yang terdiri dari beberapa kristal yang menumpuk perbesaran 100X,pada gambar diatas juga terdapat gelembung udara yang disebabkan adanya udara yang masuk saat pembuatan preparat. Menurut teori, kadar kolesterol yang tinggi akan mengendap lalu membentuk kristal. Kolesterol dapat larut dalam pelarut lemak, misalnya eter, kloroform, benzena dan alkohol panas. Apabila terdapat dalam konsentrasi tinggi, kolesterol mengkristal dalam bentuk kristal yang tidak dapat berwarna, tidak berasa dan tidak berbau. Dan hasil yang diperoleh sudah sesuai dengan teori yang ada. Percobaan Salkowski Uji swalowski dilakukan untuk mengidentifikasi keberadaan kolesterol. Jika sterol dengan konfigurasi tidak jenuh di dalam molekulnya direaksikan dengan asam kuat dalam kondisi bebas air, maka akan memberikan warna yang khas. Pada percobaan digunakan kloroform untuk melarutkan kolesterol agar lebih mudah bereaksi karena sifat dari lemak atau lipid adalah non polar. Sesuai dengan prinsip “like disolve like” maka senyawa non polar akan larut pada pelarut non polar, kolesterol sebagai sterol jenuh, dan H2SO4 sebagai oksidator berfungsi untuk memutus ikatan ester lipid. Setelah percobaan terbentuk lapisan warna dari atas, purple – kuning – flouresensi kehijauan. Warna ungu purple merupakan hasil reaksi antara kloroform dengan kolesterol yang berupa kolestadiena. Warna kuning merupakan sisa asam sulfat yang tidak ikut bereaksi. Flouresensi kehijauan yang dapat dilihat dengan sinar refleksi merupakan hasil reaksi antara kolestadiena dan asam sulfat yang berupa asam sulfonat. Grease Spot Test Minyak jelantah adalah minyak goreng bekas pakai. Minyak ini membentuk senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik dan biasanya juga banyak mengandung zat pengotor yaitu sisa hasil gorengan, kadar air serta asam lemak bebas yang tinggi. Asam lemak ini menyebabkan bau tengik, bau yang khas ini disebabkan karena adanya senyawa campuran asam keto dan asam hidroksiketo yang berasal dari dekomposisi asam lemak dari cairan tersebut. Pada metode grease spot test atau tes noda lemak digunakan minyak jelantah dan minyak baru, ditambah eter untuk melarutkan minyak. Sifat minyak yang mudah larut dalam pelarut organik nonpolar. Penggunaan eter adalah untuk melarutkan zat-zat selain lemak yang terkandung dalam minyak yang akan selain lemak akan menguap dengan cepat bersama eter. Setelah eter dan zat-zat selain lemak menguap, kertas biasa diusapkan pada wadah minyak baru dan minyak jelantah. Penggunaan kertas biasa karena kertas terbuat dari serat selulosa yang mempunyai pori-pori yang akan teregang sehingga kertas lebih mudah ditembus cahaya. Pada kertas yang diusap dengan minyak baru, kertas tampak lebih transparan dibawah pencahayaan. Sedangkan pada minyak jelantah, terdapat noda warna kuning yang mengental dan kertas tidak terlalu transparan jika dibandingkan dengan minyak baru. Pada minyak baru, gliserol disebabkan oleh adanya air dalam minyak walaupun dalam jumlah sedikit yang menyebabkan terjadinya reaksi hidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Reaksi hidrolisis menyebabkan kerusakan minyak atau lemak karena terdapat sejumlah air dalam minyak. Sementara, pada minyak jelantah terdapat gliserol dikarenakan pada minyak jelantah telah dilakukan pemanasan sehingga trigliseridanya berkurang dengan kadar gliserol dan asam lemaknya bertambah. BAB V KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai berikut Asam lemak larut dalam kloroform dan eter, karena kloroform dan eter merupakan pelarut lemak dan bersifat non polar. Sedangkan air dan minyak tidak dapat larut karena air bersifat polar. Pada cairan empedu terjadi emulsi. Lemak binatang merupakan lemak paling jenuh karena memiliki ikatan rangkap paling banyak disbanding minyak kelapa/sayur, minyak kacang dan minyak wijen. Ketika gliserol dipanaskan akan didapatkan bau akrolein yang merangsang, karena gliserol merupakan hasil akhir pemecahan lipid, sedangkan bau tengik didapatkan ketika minyak kelapa/sayur dipanaskan. Gliserol dapat melarutkan endapan CuOH2 Kadar kolesterol yang tinggi akan mengendap apabila dilarutkan dengan alkohol panas lalu membentuk Kristal bening dan tidak berbau. Kolesterol adalah sumber sterol jenuh. Eter dapat melarutkan lemak. BAB VI DAFTAR PUSTAKA Murray,Robert K. , Daryl K. Granner , Victor W. “Biokimia HARPER” Edisi SHERWOOD , ”Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem” Edisi 8. JakartaEGC. Waldron, K. W. Ed.. 2014.Advances in Biorefineries Biomass and Waste Supply Chain Exploitation. Elsevier. Guyton, Arthur C. & Hall, John E., 2014. “Buku Ajar Fisiologi Kedokteran”. Edisi 12. JakartaEGC. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana, 2015, Buku Petunjuk Praktikum “Digesti dan Metabolisme”. Yogyakarta Medical Education Unit Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana. Format Laporan Biokimia
Ipa7 - Bab 1 - Post-Test Sains Dan Kerja Ilmiah0% found this document useful 0 votes10 views4 pagesOriginal TitleIPA7_BAB 1_POST-TEST SAINS DAN KERJA ILMIAHCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes10 views4 pagesIpa7 - Bab 1 - Post-Test Sains Dan Kerja IlmiahOriginal TitleIPA7_BAB 1_POST-TEST SAINS DAN KERJA ILMIAHJump to Page You are on page 1of 4 You're Reading a Free Preview Page 3 is not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime..