BiografiKH. Abdul Wahab Hasbullah, Tambak Beras, Jombang Kiai Haji Abdul Wahab Hasbullah (KH Abdul Wahab Chasbullah Kyai Wahab) adalah seorang ulama pendiri Nahdatul Ulama. KH Abdul Wahab Hasbullah
Daftar Isi 1. Riwayat Hidup dan Wafat 2. Sanad Ilmu dan Pendidikan Guru-guru 3. Perjalanan Hidup dan Sekilas Tentang KH. Azizi Hasbullah 4. Referensi 1. Riwayat Hidup dan Keluarga LahirKH. Azizi Hasbullah lahir di Malang, 24 Mei 1968. WafatKH. Azizi Hasbullah wafat di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung. Beliau mengalami kecelakan di Tol Cipali dalam perjalanan dari Blitar menuju Pondok Pesantren Al-Muhajirin, Purwakarta, Jawa Barat, pada hari Sabtu, 06 Mei 2023, dalam rangka menghadiri acara Bahtsul Masail Nasional. Kecelakan yang dialami, menyebabkan beliau mengalami patah tulang. Beliau sempat dirawat selama dua pekan di Rumah Sakit Hasan Sadikin. Tapi Allah SWT telah menentukan takdir. Tepat pada hari Ahad, 21 Mei 2023, KH. Azizi Hasbullah berpulang ke rahmatullah. 2. Sanad Ilmu dan Pendidikan Sebelum berangkat ke Pesantren Lirboyo, beliau sempat mengenyam Pendidikan dasar di MI Miftahul Ulum, Urek-urek, Gondanglegi, Malang pada tahun 1981. Kemudian beliau melanjutkan pendidikannya untuk mendalami ilmu agama di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, yang ketika itu masih diasuh oleh KH. Mahrus Ali dan KH. Ahmad Idris Marzuqi. Kyai Azizi memang berlatar belakang dari keluarga yang kurang berada. Meski demikian beliau tidak pernah berputus asa. Tekad beliau untuk tetap mondok di Lirboyo sangat kuat. Karena keadaan yang demikian itu, beliau berinisiatif agar bisa tetap nyantri di Lirboyo dengan memilih menjadi ndalem Kyai pengasuh Pesantren Lirboyo. Dalam tradisi Pesantren, ndalem merupakan tradisi yang dijalani dengan rasa khidmah, pengabdian, dalam membantu berbagai hal yang dibutuhkan sang Kyai. Sebagaimana banyak dilakukan di pelbagai Pesantren, khususnya Pesantren Salaf. Banyak hal yang dilakukan dalam tradisi ndalem, misalnya; menjaga toko kitab, warung/kantin, memasak, mengurus sawah, atau mengurus binatang ternak, dan sebagainya. Meski demikian, dalam melakukan banyak hal ini, biasanya tetap dilakukan di luar jam wajib sekolah dan ngaji wajib. Sehingga, santri ndalem tetap bisa belajar secara sungguh-sungguh dan mengikuti pelajaran sekolah. Demikian pula yang tempo hari dilakukan oleh KH. Azizi Hasbullah. Pasalnya, dalam melakukan tradisi ini, beliau bisa mendapatkan gratis sekolah dan tetap tinggal di Pesantren, serta mendapatkan kebutuhan makan-minum dan kebutuhan sehari-hari. Konon, Kyai Azizi pernah mendapatkan tugas dalam pengabdiannya itu untuk mengurus sapi-sapi milik keluarga Almaghfurlah Romo KH. Ahmad Idris Marzuqi, pengasuh Pesantren Lirboyo generasi ketiga. Semasa menjadi santri, Kyai Azizi sibuk mencari rumput, memberi makan-minum, dan membersihkan kandang sapi serta memandikan sapi-sapi. Kesederhanan beliau tak bisa dipungkiri. Beliau adalah sosok santri yang sangat sederhana. Sejak menjadi santri sampai menjadi guru, beliau tak keberatan untuk bertempat di sebuah gubuk yang terbuat dari bambu dan jerami yang berada tidak jauh dari kandang sapi. Meski sibuk ndalem mengurus sapi-sapi yang cukup menyita waktu dan menguras tenaga, tetapi Kiyai Azizi menjadi siswa yang paling menonjol kemampuan hafalan, pemahaman, mental, dan artikulasinya. Beliau selalu menjadi ketua musyawarah kitab, dan aktivis serta santri bahtsul masail pilih prestasi beliau yang luar biasa inilah, banyak santri yang mengaguminya. Tak terkecuali keluarga para pengasuh Pesantren Lirboyo. Tidak ada yang meragukan bahwa Kiyai Azizi merupakan tokoh fenomenal, yang menginspirasi banyak santri. Bahkan tidak jarang orang yang menjuluki beliau sebagai “Macan Lirboyo” atau “Pendekar Fiqih Lirboyo”.Sanad keilmuan beliau bersambung kepada KH. Mahrus Ali, KH. Ahmad Idris Marzuki, dan para Masyayikh Pesantren Lirboyo. Guru-guru beliau KH. Mahrus Ali KH. Ahmad Idris Marzuki Para Masyayikh Pondok Pesantren Lirboyo, di zamannya 3. Perjalanan Hidup dan Dakwah Sekilas Tentang KH. Azizi HasbullahKiai Azizi atau yang bernama lengkap KH Azizi Hasbulloh Pengasuh Pondok Pesantren Barran, Selopuro, Blitar, Jawa Timur. Beliau adalah sosok Faqih atau ahli fikih Nusantara yang sangat inspiratif. Tabahhur atau kedalaman penguasanya atas ilmu-ilmu syariat; fiqh, ushul fiqh, akidah, tasawuf dan lainnya mendapatkan apresiasi luas dari para Kiyai lain, bahkan di kalangan para Masyayikh di Pondok Pesantren Lirboyo. Menurut Dr. Ali Mukti Qusyairi, Kiyai Azizi adalah cendekiwan Pesantren yang memiliki karakter kuat, yang terbuka, tegas dan lugas dalam berdiskusi dan adu argumentasi dalam forum-forum bahtsul masail pesantren dan Nahdlatul Ulama NU. Dalam banyak forum, seperti di Lirboyo, Forum Musyawarah Pondok Pesantren FMPP Se-Jawa Madura, Bahtsul Masail Syuriyah PWNU Jawa Timur, dan forum-forum Bahtsul Masail PBNU, beliau seringkali membuat orang-orang yang terlibat di dalam diskusi tak dapat melupakan sosok beliau, yang sangat kuat secara referensi dan kokoh dalam idrak atau analisis kasus-kasus kontemporer waqi’ah haditsah. Banyak orang bersaksi bahwa KH. Azizi Hasbullah adalah orang yang sangat baik, dan termasuk orang yang bisa disebut Mukhlis. Beliau menjalani totalitas hidupnya untuk mengaji dan mengajar kitab kuning, membimbing santri dalam agenda bahtsul masail dengan elegan, memberi rumusan keagamaan yang bernas, baik dalam level bahtsul masail pesantren Lirboyo, antar Pesantren, NU di berbagai level dari ranting, wilayah sampai PBNU. Kyai Azizi merupakan contoh seorang tokoh yang diangkat derajatnya oleh Allah karena ilmunya. Sebagai sosok seorang santri, beliau menjadi contoh teladan santri yang menggabungkan antara semangat belajar dan semangat khidmah. Meski beliau sangat sibuk melaksanakan tugas-tugas sebagai khodim Kiyai, tapi kesibukan itu sama sekali tidak menyebabkan beliau bermalas-malasan dalam belajar. Beliau menguasai banyak fan ilmu. Di antaranya adalah; fiqih, ushul fiqih, nahwu, balaghah, dan tafsir. Selain itu beliau juga piawai dalam menerapkan teori ilhaq, yakni teori yang menganalogikan persoalan kontemporer kepada persoalan yang ada dalam narasi kitab kuning yang berbeda tapi mengandung titik persamaan yang dapat menyatukan dan mengerucut pada hukum yang sama. Jelas sekali, bahwa hidup beliau penuh manfaat dan keberkahan yang dirasakan oleh banyak orang. Baik santri maupun kalangan orang biasa, merasakan dan mengagumi keluasan dan kedalamam ilmu beliau. Terdapat satu pernyatan menarik KH. Azizi dalam sebuah wawancara penelitian skripsi, Zuhdi Masruri. Beliau menyatakan bahwa “tradisi jangan sampai dihilangkan, tetapi disesuaikan dengan syariat, karena dalam bermsyarakat mau tidak mau kita hidup berdampingan dengan tradisi. Nah, orang menggunakan tradisi atau kebiasaan silahkan itukan mitos, kalau dia ragu jangan sampai melakukan, tetapi jangan sampai meyakini bahwa tidak ada waktu hari itu baik atau jelek yang menyebabkan malapetaka. Waktu menjadi jelek apabila digunakan untuk maksiat, dan menjadi baik ketika kita berbuat kebaikan. Hanya saja kita menghindar untuk melakukan tradisi tersebut karena sebagaian dari akhlak yaitu menyesuaikan budaya dan tradisi selama tidak bertentangan dengan syariat. Rasulullah menegaskan bagaimana cara bermasyarakat dengan baik; wa khaliqin nasa bi khuluqin hasanin’, dan bergaullah bersama orang lain dengan akhlak yang baik. Ketika Sayyidina Ali ditanya pendapat soal hadis ini oleh para Sahabat lain, beliau menjawab silakan adaptasi dengan tradisi selama tidak bertabrakan dengan syariat’.” Al-Fatihah teruntuk KH. Azizi Hasbullah. Semoga beliau mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT. 4. Referensi Diolah dan dikembangkan dari data-data yang dimuat di situs resmi Hasil wawancara penelitian skripsi yang ditulis oleh Zuhdi Masruri UIN SATU Tulung Agung, Tradisi Larangan Pernikahan Pada Bulan Muharram Dalam Perspektif Tokoh Nahdlatul Ulama Nu Dan Tokoh Adat Di Kecamatan Selopuro Kabupaten Blitar, ALIBRIZ LIMA'RIFAT TAFSIR AL-QUR'AN AL-'AZIZ KARYA KH. BISRI MUSTOFA MOHAMMAD ARIF ABDURRAZAQ JABATAN AL-QURAN DAN AL-HADITH Hasyim Hasbullah, Maulana Fikri, dan lain-lain sehingga menaikkan 2.2 BIOGRAFI KH. BISRI MUSTOFA 84 2.2.1 Pendidikan 84 - Kabar duka, KH Azizi Hasbullah meninggal seusai dirawat lantaran mengalami kecelakaan di Tol Cipali. KH Azizi Hasbullah dikabarkan wafat di RS Hasan Sadikin Bandung, Jawa Barat pada Minggu 21/5/2023 sekira pukul KH Azizi Hasbullah merupakan Rais Pengurus Besar Nahdlatul Ulama PBNU sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Baran, Selopuro, Blitar. Baca juga Inilah Sosok Praka TNI Jamaluddin Akbar Gugur Ditembak KKB Papua, Baru Setahun Nikah di Pemalang Dikutip akun instagram NU Online, KH Azizi Hasbullah mengalami kecelakaan di Jalan Tol Cipali, Jawa Barat, Sabtu 6/5/2023. Rombongan hendak menghadiri forum Bahtsul Masa'il di PBNU bersama KH Zahro Wardi, Wakil Rais PCNU Trenggalek. Dalam peristiwa nahas itu, mobil yang ditumpangi rusak parah dan sang sopir bernama Rafi Putra Abdillah meninggal dunia. Sementara Kiai Azizi dan penumpang lainnya langsung dilakukan penanganan di RS Cideres Majalengka. Tercatat, Kiai Azizi mengalami cedera serius di tangan, kaki, iga, dan paru-paru akibat kecelakaan di Tol Cipali itu.* Baca juga Pilu! Seorang Ayah Nangis Saat Pulang dari Tempat Wisuda Anaknya Karena Dimarahi Sang Anak KiaiHaji Abdul Wahab Hasbullah (lahir di Jombang, 31 Maret 1888 - meninggal 29 Desember 1971 pada umur 83 tahun) adalah seorang ulama pendiri Nahdatul Ulama. KH Abdul Wahab Hasbullah adalah seorang ulama yang berpandangan modern, beliau memulai dakwahnya dengan mendirikan media massa atau surat kabar, yaitu harian umum "Soeara Nahdlatul Oelama" atau Soeara NO dan Berita Nahdlatul Ulama.HadratussyaikhKH. M. Hasyim Asy'ari. Oleh: Qona'atun Putri Rahayu* Biografi KH. Hasyim Asy'ari. KH. Hasyim Asy'ari memiliki nama lengkap Muhammad Hasyim bin Asy'ari bin Abdul Wahid bin Abdul Halim atau yang populer dengan nama Pangeran Benawa bin Abdul Rahman yang juga dikenal dengan julukan Jaka Tingkir (Sultan Hadiwijaya) bin Abdullah bin Abdul Aziz bin Abdul Fatah bin Maulana– Al Maghfurlah KH Azizi Hasbullah, seorang ulama’ kharismatik yang banyak dikagumi oleh banyak masyarakat karena kedalaman ilmunya di bidang fiqih. Kiprah beliau mulai dari Pengasuh Pondok Pesantren di Blitar Jawa Timur hingga menjadi Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama’ PBNU. Biografi KH. Azizi Hasbullah, Ahli Fiqih yang Tetap Low Profile Menurut salah satu artikel penelitian mahasiswa UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung menjelaskan KH. Muhammad Azizi atau biasa dipanggil dengan nama KH. Azizi Hasbullah lahir pada tanggal 24 Mei 1968 di Malang. Beliau merupakan pengasuh Pondok Pesantren Baran Selopuro Blitar Jawa Timur yang terkenal akan ilmu Syariat nya seperti Ushul Fiqih, Fiqih, Aqidah dan Tasawuf nya. Di waktu kecil beliau mengenyam pendidikan di MI Miftahul Ulum Urek-Urek Gondanglegi Malang pada tahun 1981. Kemudian mendalami ilmu agama di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri yang pada masa itu diasuh oleh KH. Mahrus Ali dan KH. Ahmad Idris Marzuqi. Dikutip dari kesaksian Ust. Ahmad Muntaha Wakil Sekretaris Pengurus Wilayah PW LBMNU Jawa Timur di NU Online, Kyai Azizi terkenal di kalangan para Masyayikh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri karena menjadi sosok ahli fiqih Nusantara yang sangat inspiratif. Pembawaan yang tegas, lugas, rendah hati dan terbuka ketika berargumentasi dalam forum Bahtsul Masail Pesantren, Pengurus Wilayah NU PWNU Jawa Timur, Forum Musyawarah Pondok Pesantren FMPP, hingga tingkat Pengurus Besar NU PBNU. Salah satu keistimewaan beliau ketika dalam forum Musyawarah adalah referensi nya yang sangat kokoh dan kuat dalam menganalisis kasus-kasus kontemporer waqi’ah haditsah. Kealiman Kyai Azizi dalam hal fiqih, ushul fiqih, aqidah dan tasawuf yang sudah diakui banyak Ulama’ dan masyarakat, akan tetapi beliau masih tetap menunjukan sikap yang low profile rendah hati dan egaliter sederajat/mengayomi semua kalangan. Seperti yang diceritakan oleh Ust. Ahmad Muntaha, bahwa sosok Kyai Azizi Hasbullah ini low profile dan egaliter. Hal ini membuatnya tidak sungkan untuk istifadah mengujikan ide-ide kepadanya. Salah satu kisah pula ketika Kyai Azizi mengisi majlis, seminar dan bedah buku seperti di Oku Timur Sumatera Selatan, Sampang dan Pamekasan Madura dan terakhir di Mlangi Yogyakarta, para audiens enggan beranjak dari tempat meskipun sudah berjam-jam lamanya. Hal tersebut karena Kyai Azizi dalam menyajikan materi-materi berat disampaikan dengan bahasa dan gaya yang bebas. Sehingga mudah dipahami dan dicerna oleh audien. KH. Azizi Hasbullah Semasa Mondok Salah satu murid beliau, KH. Mukti Ali Qusyairi yang juga alumni Pondok Pesantren Lirboyo juga saat ini menjabat sebagai Ketua LBM PWNU DKI Jakarta menuturkan yang diunggah oleh NU Online, semasa mondok di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Kyai Azizi merupakan salah satu santri ndalem. Santri ndalem sendiri mereka yang berkhidmah, mengabdi dan membantu kebutuhan kyainya. Kyai Azizi konon mendapatkan posisi mengabdi untuk mengurus sapi-sapi milik Romo KH. Ahmad Idris Marzuqi dan menjadi santri kinasihnya. Dengan begitu beliau selain mengaji juga disibukkan mencari rumput, memberi makan minum, membersihkan kandang dan memandikan sapi-sapi. Selain menjadi santri ndalem yang cukup menyita waktu dan tenaga, Kyai Azizi juga mengasah diri, diceritakan beliau paling menonjol kemampuan hafalan, pemahaman, mental dan artikulasinya diantara santri lainnya. Hal itu yang juga menyita perhatian dan membuat bertanya-tanya, mana mungkin dalam kesibukannya luar biasa masih bisa menjadi santri yang menonjol. Ada yang mengistilahkan “jenius”, “Out of the box” atau sesuatu yang luar biasa mengagumkan. Maka tidak jarang santri menganggap beliau sebagai gurunya. Dari sini pula beliau mendapat julukan “Macan Lirboyo”. Sewaktu mondok, Kyai Azizi bersama temannya santri ndalem bertempat di kamar gubuk gedek yang terbuat dari anyaman bambu. Namun disitulah beliau melayani siapa saja aktivis bahtsul masail yang ingin belajar kepadanya ibarat selama 24 jam dengan shift bergantian. Seperti dikisahkan oleh Ust. Agus Muh Anang, Ketua Pengurus Cabang PC Lembaga Bahtsul Masail NU LBM NU Tulungagung yang diunggah NU Online Jatim. Metode yang digunakan Kyai Azizi untuk mengajar menggunakan metode yang unik. Tidak menerangkan secara langsung, namun santri yang belajar kepada beliau dipersilahkan belajar dan berdiskusi terlebih dahulu. Kyai Azizi berperan menjadi mushohih atau membenarkan kalau ada yang salah dan memberikan keterangan tambahan yang sifatnya seperti perumus untuk memberikan keterangan-keterangan yang belum dipahami. Dengan demikian Gus Anang yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Al-Fattahiyyah Miren Ngranti Boyolangu Tulungagung ini membenarkan bahwa Kyai Azizi adalah sosok figur yang mensupport aktivis bahtsul masail dan siapapun yang ingin belajar kepadanya. Selain kemampuan Kyai Azizi yang luar biasa dalam pemahaman, beliau menjelaskan bahasa dan analogi yang mudah dipahami dengan metode memberikan rumusan dengan teori ilhaq. Kemudian menganalogikan persoalan kontemporer kepada persoalan yang sudah dibahas dalam kitab kuning. Walaupun keduanya berbeda, di tangan beliau dapat mengandung titik persamaan dan menyatukan serta mengerucut pada hukum yang sama. Pesan KH. Azizi Hasbullah tentang Berkhidmat Beberapa forum beliau hadiri untuk memberikan wejangan untuk berbagai kalangan khususnya bagi warga dan pengurus Nahdlatul Ulama’ NU. Beliau menegaskan untuk selalu meniatkan melatih keikhlasan dalam bentuk khidmat. Seperti yang beliau sampaikan dalam acara Akhirussanah Ansor Blitar yang dikutip dari NU Online Jatim, beliau menyampaikan pesan “Saya berharap Rijalul Ansor mampu memberikan kepada implementasi keislaman, kegiatan kaderisasi dibentuknya real khidmat, di dalamnya tanpa campur tangan unsur politik,” Di lain kesempatan pada salah satu forum bahtsul masail beliau juga menyatakan bahwa akan mempersembahkan hidupnya untuk berkhidmat menyebarkan ilmu pengetahuan. Karena forum bahstul masail merupakan majlis sarana mengembangkan pengetahuan dan membagikannya. Kyai Azizi berpesan dan memberikan teladan bahwa “Hidupku itu untuk khidmah dan melayani ilmu,”. Secara tidak langsung beliau juga memberikan teladan untuk tetap berkhidmah untuk pondok pesantren tempat belajar. Karena ilmu tanpa barokah dari para Masyaikh atau guru-guru tidak akan ada artinya. Pesan itu disampaikan beliau ketika menjadi pembicara dalam salah satu acara Pondok Lirboyo. “Saya tidak memperdulikan repot acara apapun karena diundang Pondok Lirboyo, bukan Lirboyo yang membutuhkan saya, tidak sama sekali, tapi saya yang butuh dengan beliau-beliau masyaikh atau guru, barokah beliau-beliau,karena tanpa barokah beliau-beliau, yakin tidak ada artinya ilmu kita, tidak ada artinya pengetahuan kita”. Pesan KH. Azizi Hasbullah Generasi Muda Silahkan Berinovasi dalam Hal Hukum, Tapi Pakemnya dari Madzhab Arba’ah Sosok KH. Azizi Hasbullah juga sangat memperhatikan dan optimis kepada generasi santri yang akan datang untuk terus berinovasi. Akan tetapi cara yang harus dilakukan untuk terus mengembangkan keilmuannya agar tetap berpegangan kepada Madzhab Arbain Madzhab Empat dan sesuai dengan tujuan didirikannya NU yakni mengawal aqidah Ahlussunnah wal Jamaah. “…silahkan membuat rumusan-rumusan baru, dengan tidak keluar dari madzhab arba’ah. Bisa melayang kemanapun, inovasi dengan apapun silahkan, fiqih bagaimanapun silakan, tapi pakemnya harus salah satu dari madzhab arba’ah. Karena memang cita-cita dari pendiri Nahdlatul Ulama’ untuk memperkuat aqidah Islam Ahlussunnah wal Jama’ah. Ini generasi muda perjalanannya masih jauh, masih bisa dipupuk dengan lebih baik lagi, dari tekstual sampai kontekstual itu bisa”. Kyai Azizi menyampaikan dalam agenda Porseni NU 2023 yang diunggah NU Online. Menurut beliau pula, pengembangan fiqih kontekstual juga diperlukan dengan adanya latihan serta bimbingan agar tidak jatuh ke arah liberal. Pengembangan kontekstual tentunya diawali dengan pemahaman secara tekstual. “…minimal tekstual dulu, nanti baru kontekstual, itu perlu latihan, perlu jam terbang juga, kemudian perlu bimbingan agar arah pemikirannya tidak sampai liberal dan tidak keluar dari pakemnya Nahdlatul Ulama’.” Sugeng Tindak Kyai, Jasadmu yang Kini Pergi, Ilmumu Tetap di Hati Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Ahad pagi 21/5/2023 beramai-ramai unggahan di media sosial mengucapkan bela sungkawa dan memintakan do’a fatihah untuk KH. Azizi Hasbullah yang dikabarkan telah dipanggil kembali Allah SWT di RS. Hasan Sadikin Bandung Jawa Barat. Setelah sebelumnya sempat kritis usai mendapatkan pelayanan medis pasca mengalami kecelakaan di Tol Cipali KM 142 Sabtu 6/5/2023 yang hendak menghadiri Halaqah Fiqih Peradaban dan Bahtsul Masail di Pondok Pesantren Al-Muhajirin 2 Purwakarta, Jawa Barat Banyak orang bersaksi akan kebaikan beliau. Informasi dikutip dari jenazah Kyai Azizi Hasbullah dimakamkan di makam keluarga di Dusun Baran, Desa Kasim, Kecamatan Selopuro, Kabupaten Blitar yang sebelumnya di sholatkan di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri. Walaupun jasad beliau sudah di sare kan di liang lahat, akan tetapi ilmu dan teladan beliau masih hidup di hati santri-santri dan koleganya serta warga masyarakat Indonesia khususnya warga Nahdlatul Ulama’. Selain itu, hasil pemikiran dan ilmu-ilmu beliau masih banyak tersimpan dalam jejak media digital media sosial. Walaupun tidak dapat menggantikan sosok jasad beliau, sedikitnya dapat mengobati kerinduan sosok Macan Lirboyo’ yang alim dalam masalah Ushul Fiqih, Fiqih, Aqidah dan Tasawufnya pada diri yang memiliki kerendahan hati serta keikhlasan. Kagem Al-Maghfurllah KH. Azizi Hasbullah Al Fatihah. KH. Abdul Wahab Hasbullah (lahir di Jombang, 31 Maret 1888 - meninggal 29 Desember 1971 pada umur 83 tahun) adalah seorang ulama pendiri Nahdatul Ulama.KH Abdul Wahab Hasbullah adalah seorang ulama yang berpandangan modern, da'wah beliau dimulai dengan mendirikan media massa atau surat kabar, yaitu harian umum "Soeara Nahdlatul Oelama" atau Soeara NO dan Berita Nahdlatul Ulama.
Jakarta, NU Online Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama PBNU KH Azizi Hasbullah wafat pada Ahad pagi 21/5/2023. Almarhum adalah sosok yang dikagumi oleh banyak kalangan karena kealimannya dalam beberapa aspek. Seperti ilmu fiqih, ushul fiqih, aqidah, dan tasawuf. Salah satu orang yang menjadi saksi atas kealiman almarhum adalah Ahmad Muntaha. Ia dengan almarhum seringkali bertemu dan menyimak penyampaian-penyampaiannya dalam satu forum bahtsul masail. Ahmad Muntaha menyampaikan bahwa KH Azizi Hasbullah adalah sosok ahli fiqih yang inspiratif di kalangan para tokoh kiai yang lain. "Kiai Azizi atau yang bernama lengkap KH Azizi Hasbullah, Pengasuh Pondok Pesantren Barran Selopuro Blitar, Jawa Timur, bagi saya merupakan sosok faqih atau ahli fiqih Nusantara yang inspiratif," katanya. Tidak saja dirinya, ia menegaskan bahwa kedalaman penguasaannya atas ilmu-ilmu syariat mendapatkan apresiasi luas dari Kiai-kiai lain, termasuk di kalangan para masyayikh di Pondok Pesantren Lirboyo. "Sejak mengenal dan mengaji kitab Tausyih ala Ibnul Qasim karya Syekh Muhammad Nawawi Banten kepadanya pada tahun 2001 di Rumah Tua Lirboyo, hingga bermu’amalah dengannya secara langsung hingga sekarang, tak hentinya saya mendapat inspirasi dan keteladanan secara terus-menerus mengaji, mengkaji, dan meng-upgrade study keilmuan Islam," ungkapnya. Almarhum Kiai Azizi adalah sosok faqih yang terbuka terbuka, tegas dan luas dalam berdiskusi adu argumentasi dalam forum-forum bahtsul masail pesantren dan NU, seperti di Lirboyo, Forum Musyawarah Pondok Pesantren FMPP se-Jawa Madura, Bahtsul Masail Syuriyah PWNU Jawa Timur, dan forum-forum bahtsul masail PBNU. "Orang-orang yang terlibat tak dapat melupakan sosoknya, yang sangat kuat secara referensi dan kokoh dalam idrak atau analisis kasus-kasus kontemporer waqi’ah haditsah," terangnya. Ia menceritakan saat satu majelis seminar dan bedah buku seperti di Oku Timur Sumatera Selatan, Sampang dan Pamekasan Madura, dan yang terakhir di Mlangi Yogyakarta, kepiawaian santri kinasih KH Ahmad Idris Marzuki Lirboyo ini dalam menyajikan materi-materi berat dengan bahasa dan gaya bebas, juga membuat para audiens enggan beranjak dari majelis meski sudah menghabiskan waktu berjam-jam. "Apalagi bila forum sudah memasuki acara tanya jawab yang semakin mengeksplor keluasan ilmunya," tuturnya. Kendati demikian, sosok almarhum KH Azizi Hasbullah ini low profile dan egaliter. Hal ini membuatnya tidak sungkan untuk istifadah mengujikan ide-ide kepadanya. "Mulai beberapa bagian isu tentang rumusan Islam Nusantara PWNU Jawa Timur, Fiqih Kebangsaan karya Himpunan Alumni Santri Lirboyo HIMASAL, dan rumusan Relasi Sosial Muslim dan non-Muslim perspektif Nahdlatul Ulama," pungkasnya. Pewarta Syamsul Arifin Editor Syakir NFkhhasyimasyari #nu #nahdlatululama NU merupakan organisasi Islam yang terbesar di Indonesia yang didirikan oleh sejumlah ulama kondang di tanah air. Diantar